Sebagian besar dari Anda mungkin sudah tahu tentang festival Tanabata atau festival bintang di Jepang yang diperingati setiap tanggal 7 Juli. Pada malam Tanabata, Orihime (Vega) dan Hikoboshi (Altair), sepasang suami-istri yang dipisahkan oleh Dewa Langit karena setelah menikah telah melupakan tugas utama mereka: menenun dan menggembala sapi, diizinkan bertemu kembali hanya untuk satu malam, setelah selama 364 hari mereka dipisahkan oleh sungai langit (galaksi Bimasakti).

Perayaan ini diadopsi dari tradisi Tiongkok, Qi Xi, yang masuk ke Jepang pada periode Heian atau sekitar abad ke-8. Pada awalnya, Tanabata diperingati pada hari ke-7 bulan ke-7 kalender lunisolar (kalender kuno berdasarkan pergerakan bulan), sekitar satu bulan lebih lambat dari kalender Gregorian (kalender Masehi). Setelah sistem kalender Gregorian digunakan di Jepang, Tanabata digeser ke tanggal 7 Juli. Namun, ada beberapa daerah yang masih menggunakan kalender lunisolar untuk festival ini.
Di berbagai daerah di Jepang, Tanabata dirayakan dengan berbagai hiasan yang berwarna-warni seperti: senbazuru, fukinagashi, amikazari, dompet atau kinchaku, kimono kertas, kuzukago, watsunagi, lampion, hiasan bintang, dan masih banyak lagi. Semua hiasan itu mempunyai makna-makna khusus (lihat tabel di bawah).

Ada tiga kota yang perayaan Tanabatanya sangat meriah hingga disebut sebagai Nihon Sandai Tanabata Matsuri (tiga besar festival Tanabata di Jepang) yaitu di kota: Sendai (prefektur Miyagi – awal Agustus), Shonan Hiratsuka (Prefektur Kanagawa – awal Juli), dan Ichinomiya (prefektur Aichi – akhir Juli). Di pusat kota, ribuan fukinagashi raksasa dipajang pada bambu di ketinggian sekitar lima meter membuat suasana sangat semarak. Ketiganya dijejali ratusan ribu pengunjung dari dalam maupun luar Jepang yang menikmati musim panas.

Di sekolah dasar, Tanabata digunakan sebagai alat edukasi pengenalan tradisi dan legenda Jepang, juga ilmu perbintangan. Tak lupa menu makan siang bertema Tanabata juga dipersiapkan untuk momen ini. Selain soumen (mi berwarna putih yang halus dan tipis), ada juga menu berwarna-warni dan dibentuk bintang sebagai hiasan Tanabata.

Sementara itu di playgrup dan taman kanak-kanak, murid-murid diajak membuat hiasan Tanabata. Di sini orang tua atau wali murid mendapat tugas menuliskan harapan dan permohonan si anak di tanzaku–kertas warna-warni–untuk digantung di pohon sasa (bambu mini) karena anak-anak belum bisa menulis. Di beberapa daerah, kegiatan menulis harapan dan permohonan di tanzaku ini terus berlanjut hingga SMA, tetapi bukan merupakan kegiatan yang wajib dilakukan sehingga tergantung kebijakan masing-masing sekolah.
Seperti halnya tradisi Jepang yang lain, pengenalan tradisi Tanabata ini dilakukan sejak dini melalui lembaga pendidikan formal maupun non formal sehingga ketika dewasa, anak-anak tidak melupakan tradisi nenek moyang mereka.[]
Daftar kosakata
| Jenis | Arti | Makna |
| 千羽鶴 Senbazuru | Seribu bangau kertas | Harapan umur panjang dan kesehatan |
| 吹き流し Fukinagashi | Hiasan kertas lima warna yang ditempel pada bola kertas | Harapan untuk pandai menenun dan membuat pakaian |
| 網飾り Amikazari | Jaring kertas | Harapan tidak kekurangan makanan |
| 財布・巾着 Saifu, kinchaku | Dompet dan kantong uang | Harapan kemakmuran dan kekayaan |
| 神衣・紙衣 Kamiko (kamigoromo) | Kimono kertas | Harapan agar tidak kekurangan pakaian |
| くずかご Kuzukago | Kantong dari sisa kertas untuk hiasan | Harapan untuk kebersihan, kerapian, dan mencegah pemborosan |
| 輪つなぎ Watsunagi | Rantai kertas | Harapan untuk terhubung dengan orang lain dan impian terus berkesinambungan |
| ちょうちん Chouchin | Lampion | Penolak bala |
| 星飾り Hoshikazari | Hiasan berbentuk bintang | Supaya permohonan sampai ke langit |
Ditulis dan dirangkum dari berbagai sumber oleh Emmy Indah.
